Memang terlihat sederhana, ayah mencari nafkah dan ibu dapat diajak 'bekerjasama' dalam mendidik anak. Pada kenyataannya, toh masalah pendidikan anak di sekolah dapat di atasi. Ibu dapat mengajarkan dan mengulang materi pelajaran sekolah atau memanggil guru private agar nilai akademik anak baik dan tidak kalah dengan teman-temannya.
Ayah dan bunda ...begitulah kebanyakan yang terjadi dewasa ini. Pendidikan anak hanya diukur dengan perolehan nilai akademik di sekolah. Hanya sebagian kecil orang tua yang menyadari bahwa tindakan demikian merupakan kesalahan dalam proses pendidikan hidup anak. Pendidikan bukan semata-mata diukur dengan perolehan nilai akademis. Anak sebagai pribadi harus dipandang secara utuh oleh orang tua. Anak membutuhkan cinta yang tumbuh dari kehadiran kedua orang tua secara fisik maupun psikis.
Tulisan ini bukan bermaksud mengesampingkan peran ibu dalam mendidik anak. Ibu merupakan sosok yang luar biasa. Ibu sangat berperan dalam keberhasilan pendidikan anaknya. Bahkan ibu sebagai tempat belajar pertama dan utama untuk anak-anaknya. Itulah sebabnya muncul istilah 'al ummu madrosatul ula'. Tulisan ini ingin mengangkat bahwa ayah juga memiliki peran besar dalam pendidikan dan perkembangan jiwa anak. Secara psikologis, jiwa anak membutuhkan sentuhan ayah dan ibu.
Dalam kitab Tuhfatul Maudud (Ibnul Qayyim) dan kitab Tarbiyyatul Aulad (Muhammad Nasih Ulwan) menyebutkan bahwa peran pengasuhan dan pendidikan anak terletak pada ayah. Dalam kedua kitab tersebut, ayah mendidik anak mulai dari memilih istri (calon ibu dari anak-anaknya) sehingga timbul istilah ' sebelum ada anak durhaka kepada orang tua maka ada orang tua terlebih dahulu durhaka kepada anak'.
Demikianlah bahwa ayah memiliki peran penting dalam mendidik dan mengasuh anak. Ayah bukan sekedar pencari nafkah dalam keluarga. Ayah memiliki peran penting dalam menyiapkan keberhasilan masa depan anak-anaknya. Dalam beberapa penelitian, anak yang tidak mendapatkan pendidikan dan pengasuhan yang tepat dari ayah mengalami kerusakan psikologis yang disebut dengan Father Hunger. Anak menunjukkan sikap negatif yang merugikan masa depannya. Diantara sifat negatif tersebut antara lain adalah:
1. Sifat rendah diri (minder)
2. Selalu tertempel sifat ke kanak-kanakan
3. Terlalu bergantung kepada orang lain
4. Ambigu seksual, (untuk anak laki-laki cenderung meniru ibunya sehingga condong ke perempuan sedangkan anak perempuan menjadi lebih tomboy karena ingin melindungi ibunya)
5. Kesulitan belajar
6. Kurang berani mengambil keputusan (hal ini disebabkan oleh karena jiwa anak yang cenderung emosional dan kurang rasional. Sering muncul kekhawatiran pada dirinya untuk mengambil resiko. Untuk menghindari resiko itulah akhirnya anak akan cenderung menyerahkan keputusan kepada orang lain terlebih kepada orang yang lebih dominan)
Ayah memiki tugas besar untuk keluarga. Ayah dapat berperan membantu mewujudkan kebahagiaan anak-anaknya, menjadikannya pribadi yang bertanggungjawab, dan diterima dalam lingkungan sosialnya. Karena itulah ayah menjadi kepala keluarga.
Selamat beraktivitas ayah...semoga ayah diberikan kemudahan dalam memperoleh banyak rizki dan menjadi ayah terbaik untuk Ananda. Wallahu A'lam bistijabihi, amin.
Selamat beraktivitas ayah...semoga ayah diberikan kemudahan dalam memperoleh banyak rizki dan menjadi ayah terbaik untuk Ananda. Wallahu A'lam bistijabihi, amin.
0 komentar:
Posting Komentar