Call +62 214415609
WHAT'S NEW?
Loading...

Profil Inderawi Anak dengan Autisme

Oleh Margaretha,sedang mengikuti Workshop Identifikasi dan Intervensi dini Anak dengan Autisme di Autism Association of Western Australia, Perth.

 sensory overload
Persoalan pada salah satu atau beberapa kemampuan pemrosesan inderawi sering ditemukan pada anak dengan autisme. Walaupun tidak masuk dalam gejala klinis yang mendasari diagnosa klinis autisme, namun gangguan pada sistem inderawi sering muncul secara khas. Tulisan ini akan menggambarkan sedikit infromasi mengenai profil karakteristik inderawi anak dengan autisme.

Proses inderawi

Proses inderawi adalah terkait dengan informasi dari lingkungan yang diterima oleh organ inderawi manusia. Secara umum ada 5 organ inderawi yang telah dikenal, yaitu: penglihatan, pendengaran, pembauan, perasa, dan peraba. Namun selain itu ada juga sistem penginderaan yang sering digunakan manusia, yaitu vestibular dan proprioseptif. Vestibular adalah sistem inderawi yang mampu mendeteksi keseimbangan dan gerak, dengan reseptor organ vestibular di dalam telinga. Proprioseptif adalah sistem yang memproses informasi dari otot dan sendi tubuh manusia sehingga individu paham dimana letak tubuh dan gerak tubuhnya, seperti ketika berjalan.

Pemrosesan inderawi pada anak dengan autisme

Informasi yang diterima oleh organ inderawi akan diteruskan untuk diproses di otak dan menentukan respon perilaku seseorang, hal ini disebut sebagai pemrosesan inderawi. Anak dengan autisme biasanya memiliki persoalan dalam pemrosesan inderawi, terutama dalam beberapa hal, yaitu:
  1. Kesadaran sensoris,
  2. Atensi sensoris,
  3. Interpretasi,
  4. Reaksi

Gangguan inderawi ini dapat membuat anak dengan autisme mengalami kesulitan untuk berkomunikasi, berinteraksi sosial dan belajar. Misalkan, anak dengan autisme sering terlihat sangat peka terhadap cahaya atau suara keras (problem dengan sistem visual dan auditoris), maka mereka jadi sering marah dan tidak mau belajar atau melihat orang lain jika mendengar suara keras atau melihat cahaya dari lampu neon. Oleh karena itu, ahli anak dengan autisme perlu membuat profil sistem inderawi anak dengan kebutuhan khusus agar dapat memahami anak dan berguna pula untuk dapat menentukan cara-cara untuk dapat membantu anak secara optimal.

Mengapa persoalan pemrosesan inderawi ini dapat terjadi pada anak dengan autisme? Ada 2 hal yang biasanya menjadi penyebab: 1) gangguan pemrosesan informasi dan asosiasi inderawi di otak, dan 2) terjadi pengalaman emosional negatif yang membuat anak belajar mengasosiasikan pengalaman sensoris tertentu dengan respon negatif. Misalnya, pengalaman makan makanan renyah pernah diasosiasikan dengan rasa sakit di mulut sewaktu sedang makan dulu, sehingga sekarang anak menjadi tidak menyukai makanan renyah.

Kepekaan rangsang inderawi pada anak dengan autisme

Secara umum, gangguan kepekaan rangsang inderawi dibagi dalam 2 kutub: sangat peka (over-sensitive danover-responsive) dan kurang peka (under-sensitive danunder-responsive). Anak yang sangat peka, ketika menghadapi stimulus sedikit saja sudah merasa sepertinya jumlahnya terlalu banyak, akibatnya mereka akan mencoba menghindari stimulus (avoiding). Sedangkan bagi anak yang kurang peka, sepertinya harus mendapatkan jumlah stimulus yang lebih banyak sebelum akhirnya merasa perlu merespon, akibatnya mereka cenderung dilihat sebagai anak yang mencari rangsang inderawi (seeking).

Jika anak kurang peka dihadapkan dalam situasi kurang rangsangan maka ia akan tidak fokus atau terlihat tidak termotivasi dan kurang termotivasi. Dan sebaliknya jika anak yang peka dihadapkan dengan stimulus berlebih maka ia akan menjadi sangat reaktif dan stress. Penting kita ketahui bagaimana anak memproses kepekaan mereka agar kita ketahui tingkat pemrosesan optimal mereka, yaitu jumlah rangsang yang pas atau tepat, yang tidak membuat mereka cemas atau malas. Selain itu, ada juga anak yang memiliki profil campuran, dimana dalam satu ranah inderawi mereka bisa menjadi peka tapi juga kurang peka. Contohnya: sangat tidak suka mendengar suara keras yang tiba-tiba, namun sering menyetel televisi keras-keras.

Profil inderawi anak dengan autisme

Berikut adalah beberapa gambaran gangguan pemrosesan inderawi pada anak dengan autisme.
1. Visual
Kepekaan terhadap rangsang cahaya sering muncul pada anak dengan autisme. Baik mencari rangsang cahaya atau menghindarinya. Ada anak menyukai bermain dengan cahaya dari balik obyek dan melihat kombinasi cahaya dan bayangan jatuh di permukaan tanah. Anak dengan autisme yang sangat peka sering ditemukan kurang bisa beraktivitas dengan lampu neon, karena penjaran cahayanya dilihat sebagai kedip-kedip cahaya yang menggunggu. Biasanya ketika menghindari mereka akan menutup mata, berkedip atau mengalihkan penglihatannya ke tempat lain.
2. Auditoris
Kepekaan suara juga sering ditemukan. Ada yang akan stress ketika mendengar suara keras atau suara tuba-tiba, namun ada pula yang mencari suara keras atau berteriak keras. Anak yang menyukai suara keras akan menyukai mainan yang menghasilkan suara keras, bernyangi keras-keras. Anak yang menghindari suara akan menutup telinga, bereaksi marah dan mulai menunjukkan kecemasannya.
3. Perabaan
Beberapa anak menunjukkan kepekaan perabaan dengan kesulitan berganti jenis kain pakaiannya, misalkan tidak bisa pakai wol atau tidak suka label baju karena seperti mengganggu kulitnya. Sedangkan anak yang menyukai informasi taktil sering terlihat menyentuh berbagai tekstur, obyek ataupun orang lain.
4. Pembauan
Anak yang peka akan menjauhi jenis bau-bau tertentu ataupun jika bau terlalu kuat. Sedangkan anak yang mencari stimulus pembauan bisa tampak mencari atau membaui berbagai obyek dan menyukai parfum.
5. Perasa
Anak dengan autisme dapat menjadi anak yang sangat memilih makanannya, misalkan hanya mau makan jenis makanan tertentu saja, atau makanan pada suhu tertentu. Hal ini juga terkait dengan perilaku minat terbatasnya, yang hanya mau makan dalam rutinitas tertentut ada dengan cara-cara tertentu. Contohnya: anak mau makan wortel mentah tapi tidak suka makan wortel yang dimasak, dan cara penyajiannya harus dipotong panjang-panjang.
6. Vestibular
Anak bisa tampak bergerak terus dan tidak bisa diam, hingga anak yang sangat menghindari gerak bahkan tampak stress jika diminta ikut dalam permainan gerak. Kekurangan kemampuan vestibular juga membuat anak dapat tampak seperti kurang mampu menjaga keseimbangan.
7. Proprioseptif
Anak dengan autisme lebih banyak menunjukkan kebutuhan proprioseptif yang tinggidan jarang ditemukan yang sebaliknya. Maka anak akan terlihat seperti selalu mencari tekanan otot dan sendi, sehingga sering melompat, memanjat dan menabrakan diri ke obyek lain agar mengalami benturan yang membuat otot tubuh mereka berkontraksi.

Menghadapi kebutuhan inderawi anak dengan autisme

Untuk menangani kebutuhan inderawi anak dengan autisme yang khas ini, orang tua dan guru dapat melakukan beberapa hal, yaitu:
  1. Memberikan peringatan sebelum anak mengalami peristiwa inderawi yang mereka peka, misalkan: anak yang peka terhadap suara keras, harus diperingati sebelumnya bahwa akan ada suara keras. Hal ini dilakukan agar anak bisa mengantisipasi pengalaman sensorisnya sehingga stressnya tidak terlalu tinggi.
  2. Jangan memaksakan mereka untuk menghadapi pengalaman inderawi yang mereka tidak suka, hal ini hanya akan memberikan dampak emosi negatif pada anak
  3. Perkenalkan atau tunjukkan secara perlahan dan bertahap pengalaman inderawi kepekaan mereka. Misalkan, perlahan-lahan perdengarkan suara musik yang awalnya kecil lalu semakin lama semakin keras suaranya.
  4. Berikan anak kemampuan kontrol atas rangsang kepekaannya; hal ini penting untuk membuat mereka merasa punya kontrol diri. Misalnya, ajarkan mereka mengendalikan tombol suara di radio sehingga mereka tahu bagaimana mengendalikan kekerasan suara.

Semua informasi ini menjelaskan bahwa profil inderawi anak dengan autisme akan berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Sama seperti kita pada umumnya, memiliki minat dan tingka kepekaan atas rangsangan inderawi yang mampu kita terima. Sedapatnya hal in digunakan untuk memahami dan membantu anak dengan autisme. Misalkan, membantu dalam menantukan diet makanan, pola pengelolaan stres, mengenali kelelahan, serta gangguan sakit serta medikasinya.

Referensi
Hands-out Workshop on Autism August 2013. Autism Association of Western Australia.

0 komentar:

Posting Komentar